Bicara masalah keikhlasan, menurut aku iklhas itu bukan tanpa pamrih. Ikhlas itu pamrih, mengharap ridho Allah. Orang bersedekah, infak, menyumbang sana sini, tentunya mengharapkan ridho dari Allah, atau ada alasan lain? Tak tahulah, yang tahu hati nurani insannya ya cuma Allah. Keihklasan membutuhkan pengorbanan karena jika kita melakukan suatu hal dengan ikhlas, maka tidak akan kata kecewa.
Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Ikhlas itu ibarat ketika kita memembersihkan beras dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Sehingga nantinya beras itu menjadi enak dimakan. Lain halnya jika beras itu banyak kerikilnya, tentunya tak enak dimakan. Begitu pula dengan keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat.
Buah dari keikhlasan itu sendiri yaitu : selamat dari cinta harta, kedudukan, dan popularitas; bebas dari perbuatan buruk dan keji, ikhlas menjadikan amal dunia secara umum sebagai ibadah yang berpahala; keluar dari setiap kesempitan; meraih kecintaan Allah; meraih kecintaan manusia; dan tentunya meraih kemenangan di dunia dan pahala besar di akhirat.
Itu tadi adalah keikhlasan kita dalam memberi dan menjalankan ibadah. Lalu bagaimana tentang keikhlasan ketika kehilangan? Pernahkah kalian kehilangan sesuatu yang kalian cinta? Kehilangan orang yang kalian sayangi, atau bisa jadi kehilangan barang yang kalian cintai. Hilang bukan mau kita, tapi ini ujian buat kita.
Berusaha mengikhlaskan sesuatu dari kita yang telah hilang, memang bukan hal yang mudah. Semua butuh proses, ada kalanya juga perasaan sedih bahkan kecewa menyelimuti hati kita. Tapi juga tahu, selamanya kita tak akan seperti ini terus. Dari situpun aku mengerti, keikhlasan antara memberi dan kehilangan lebih mudah keihlkasan dalam memberi. Tapi disaat aku kehilangan sesuatupun aku selalu berusaha ikhlas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar